Pages

Monday, April 30, 2012


VARISES

            Varises/Varices (= varicose vein, = superficial venous insufficiency) adalah pemanjangan, pelebaran, dan berkelok-keloknya sistem pembuluh darah balik (vena) yang disertai gangguan sirkulasi darah didalamnya. Penyakit ini bukan hanya menimbulkan masalah kosmetik tetapi memang dapat menimbulkan masalah yang lebih serius.
Kelainan vena ini diakibatkan katup di sistem vena dangkal tidak memadai, maka tekanan hidrostatik akan meninggi sehingga terjadi pelebaran vena tersebut. Oleh karena tungkai bawah (kaki) adalah bagian tubuh yang paling besar menyangga tekanan hidrostasik, maka gangguan peredaran darah di vena tungkai paling sering terjadi.

          Faktor resiko:
  1. Riwayat varises dalam keluarga
  2. Wanita (pada usia dekade ke-3 dan 4; dijumpai 5-6 x lebih sering pada pria)
  3. Kehamilan lebih dari 2 kali
  4. Pengguna pil atau suntikan hormon kontrasepsi
  5. Terbiasa posisi berdiri tegak selama lebih dari 6 jam sehari
  6. Kegemukan (obesitas).

Varises lebih sering dijumpai dan berkembang menjadi lebih banyak jumlahnya pada usia lebih tua. Sangat jarang pada usia kanak-kanak.
          Keluhan awal paling sering ditemukan pada penderita varises adalah rasa gatal dan bengkak (rasa berat) pada tungkai bawah (betis), terutama setelah berdiri lama ataududuk terlalu lama. Keluhan akan berkurang bila penderita berbaring dengan posisi kaki ditinggikan. Akan tetapi keluhan yang lebih sering membawa penderita ke dokter adalah kosmetik, karena tampak pelebaran vena di tungkai bawah.

Gambar: Vena Normal dan Vena Varices


Stadium klinis varises:


   Stadium                        Gambaran klinik


                  I                 Keluhan samar tidak khas (rasa gatal, pegal)
                  II               Pelebaran vena
                  III              Varises tampak jelas
                  IV              Kelainan kulit dan/atau tukak karena sindroma
                                    insufisiensi vena menahun/kronis


           Kebanyakan terapi varises dilakukan atas indikasi kosmetik. Dan pada umumnya penderita dapat diobati secara konservatif. Bila terapi konservatif gagal atau terjadi komplikasi seperti dermatitis, perdarahan, thrombosis, atau tukak vena dangkal, maka terapi harus lebih agresif. Terapi konservatif yaitu Terapi Kompresi berupa penggunaan elastic stocking (kaus kaki khusus). Kaus kaki khusus yaitu yang dibuat menurut ukuran lingkaran tungkai penderita. Penderita harus berjalan setiap hari. Pembalut atau kaus kaki tidak boleh dibuka, kecuali bila penderita mandi, baring tidur, dan harus diganti bila daya elastisitasnya berkurang.



Gambar: Stocking Varices

Terapi lainnya adalah terapi suntikan sklerosis (Injection Sclerotherapy) dapat diberikan pada varises kecil yang terbatas. Obat sclerosing agent dengan konsentrasi 0,5%, 1% atau 3% (polidocanol; Na tetradecyl sulphate) disuntikkan ke dalam pembuluh vena. Pasca penyuntikan dipasang pembalut elastis (elastic bandage) selama 3-6 minggu. Penderita harus jalan setiap hari sekurang-kurangnya selama 1 jam.



Gambar: Sclerotherapy Varices

Terapi pembedahan yaitu dengan cara ligasi (pengikatan) dan eksisi (pengangkatan) vena yang mengalami varises. Selain itu dapat juga dengan cara Stripping untuk membuang seluruh vena dangkal pada tungkai.




Gambar: Stripping Varices

Friday, April 27, 2012


BATU EMPEDU



            Saluran empedu merupakan bagian dari sistem pencernaan manusia yang berfungsi untuk memekatkan, menyimpan, dan mengalirkan cairan empedu dari hati (liver) ke usus halus. Cairan empedu diproduksi oleh sel-sel hati (hepatosit) sebanyak 500-1500 ml per hari. Saluran empedu terdiri dari duktus biliaris, duktus hepatikus, kandung empedu, duktus sistikus, dan duktus koledokus. Di luar waktu makan, cairan empedu disimpan sementara didalam kandung empedu dan disini mengalami pemekatan sekitar 50%.

            Oleh karena kandung empedu adalah tempat penyimpanan dan pemekatan cairan empedu, maka pada organ ini sering dijumpai batu kandung empedu (cholelithiasis). Angka kejadian kolelitiasis adalah sekitar 20% pada orang dewasa. Dikenal 3 jenis batu yaitu batu kolesterol, batu pigmen (batu lumpur / kalsium bilirubinat), dan campuran. Meskipun batu saluran empedu terbanyak ditemukan di dalam kandung empedu, tetapi sepertiganya merupakan batu duktus koledokus. Batu di duktus koledokus kebanyakan juga berasal dari batu kandung empedu.

            Secara umum penyebab terjadinya batu empedu adalah infeksi, sumbatan, dan penjenuhan kolesterol. Infeksi yang terjadi dapat terjadi akibat kuman E. coli dan infestasi cacing Clonorchis sinensis, Fasciola hepatica dan Ascaris lumbricoides. Beberapa faktor yang diduga juga bereperan yaitu faktor geografi, hemolisis, dan sirosis hepatis.

            Sebagian besar penderita batu kandung empedu adalah asimtomatik (tidak mengeluhkan adanya gejala). Keluhan yang ada mungkin berupa rasa tak nyaman (seperti: mual, kembung) di ulu hati yang kadang disertai intoleransi terhadap makan berlemak. Batu empedu biasanya diketahui secara kebetulan, sewaktu pemeriksaan ultrasonografi (USG) misalnya. Pada penderita yang mengalami gejala, keluhan utama adalah nyeri di daerah ulu hati atau di bagian perut di bawah lengkung iga kanan. Rasa nyeri dirasakan periodik (hilang-timbul). Penyebaran nyeri dapat ke punggung bagian tengah, puncak bahu, disertai mual dan muntah. Kira-kira seperempat penderita melaporkan bahwa nyeri menghilang setelah makan antasida (obat sakit maag). Hal ini menyebabkan penderita lalai terhadap penyakitnya hingga suatu saat nyeri tersebut berulang dan semakin hebat.


Gambar: Anatomi Kandung Empedu (dengan batu didalamnya)


            Batu kandung empedu atau saluran empedu dapat menyebabkan infeksi ringan hingga berat. Selain itu batu tersebut dapat menyumbat aliran cairan empedu sehingga tubuh mengalami “keracunan” empedu (mata dan kulit menjadi kuning, air kencing berwarna seperti air teh). Pada infeksi dan “keracunan” empedu yang berat dapatmenyebabkan beberapa komplikasi yang pada akhirnya meningkatkan angka kematian.

            Selain pemeriksaan darah, sebagai penunjang dalam menegakkan diagnosis adalah dengan USG, Roegent (foto polos, ERCP, PTC), CT-scan, atau MRI.  

   Gambar: USG Kandung Empedu dengan batu didalamnya


           Terapi kolelitiasis dapat secara non bedah atau pembedahan. Penanggulangan non bedah yaitu lisis (peleburan) batu dengan obat-obatan, litotripsi (penghancuran batu) dengan ESWL (gelombang kejut), dan endoskopik. Sedangkan pembedahan dapat dilakukan secara konvensional ataupun laparoskopik.

Bedah laparoskopik (Laparoscopic surgery) adalah tindakan bedah minimal invasive yang pada hampir semua negara maju dan bahkan negara berkembang termasuk Indonesia (terutama di kota besar) digunakan sebagai standar operasi batu empedu. Bedah laparoskopik juga dikenal sebagai “patient’s friendly operation” (prosedur pembedahan yang disukai oleh pasien) oleh karena beberapa keunggulannya dibandingkan bedah konvensional, antara lain: rasa nyeri yang minimal, masa rawat lebih singkat, dan secara kosmetik lebih baik karena bekas sayatannya hampir tak terlihat (sayatan luka operasi hanya 5-10 mm). 

 
Gambar: Beda sayatan operasi pengangkatan kandung empedu (cholecystectomy)
secara laparoskopik dengan konvensional


 Di Jambi, bedah laparoskopik untuk operasi pengangkatan batu kantung empedu (cholecystectomy), pengangkatan radang usus buntu (appendectomy), dan pengangkatan kista indung telur (cystectomy) sudah dapat dilakukan di R.S. Dr. Bratanata Jambi sejak Desember 2008.                                 



            



Friday, April 20, 2012


TUMOR JINAK PAYUDARA


            Benjolan (tumor) pada payudara perempuan bukanlah hanya merupakan tumor ganas (kanker) saja, akan tetapi dapat berupa tumor jinak atau akibat infeksi atau dapat juga karena kelainan pertumbuhan.

          


                                                            Gambar: Anatomi Payudara


            Beberapa jenis tumor jinak payudara yang sering dijumpai adalah:

1.  Kelainan Fibrokistik.
            Kelainan fibrokistik ini disebut juga mastitis kronik kistik, hiperplasia kistik, mastopatia kistik, displasia payudara, dan banyak nama lainnya. Kelainan ini dapat dijumpai pada perempuan usia 30-50 tahun, tersering pada usia 40-an. Kelompok penyakit ini sering mengganggu ketentraman penderita karena kecemasan akan keluhan nyerinya. Selain nyeri, sering disertai adanya benjolan pipih yang tidak jelas batasnya. Rasa nyeri semakin terasa terutama pada saat menjelang menstruasi.
            Beberapa bentuk kelainan fibrokistik mengandung risiko untuk berkembang menjadi kanker payudara, tetapi umumnya tidak demikian. Bila ada keraguan, terutama bila pada benjolan tersebut teraba bagian yang kepadatannya berbeda, perlu dilakukan biopsi (operasi pengangkatan seluruh atau hanya sebagian benjolan). Nyeri yang hebat dan berulang atau penderita khawatir, dapat pula menjadi indikasi operasi untuk memastikan diagnosis.

2. Fibroadenoma mammae (FAM)
            Fibroadenoma merupakan tumor jinak yang terutama terdapat pada wanita muda usia 10-40 tahun, tersering usia 20-an. Fibroadenoma teraba sebagai benjolan bulat atau berbenjol-benjol dan konsistensinya kenyal. Tumor ini tidak melekat ke jaringan sekitarnya dan amat mudah digerakkan kesana-kemari. Biasanya tidak nyeri, tetapi kadang dirasakan nyeri bila ditekan. Kadang-kadang fibroadenoma tumbuh multipel (di banyak tempat). Pada masa pubertas bisa terdapat dalam ukuran besar. Pertumbuhan tumor ini bisa cepat sekali selama kehamilan dan laktasi atau menjelang menopause, saat rangsangan hormon estrogen meninggi.

            Fibroadenoma harus dilakukan operasi pengangkatan tumor (ekstirpasi) karena tumor jinak ini akan terus membesar.




                                        Gambar: Berbagai macam tumor payudara dan lokasinya


3. Tumor Filoides (sistosarkoma filoides)
            Tumor ini bisa didapat pada semua usia, tetapi umumnya pada usia sekitar 45 tahun. Tumor filoides merupakan tumor jinak yang bersifat infiltratif (menyusup) secara lokal dan mungkin ganas (10-15%). Pertumbuhannya cepat dan dapat ditemukan dalam ukuran yang besar.
Penanggulangannya adalah eksisi luas (membuang seluruh massa tumor dan jaringan sehat disekitarnya). Jika tumornya besar biasanya perlu dilakukan mastektomi simpel (pengangkatan jaringan payudara yang terkena). Bila tumor ternyata ganas harus dilakukan mastektomi radikal (pengangkatan jaringan payudara yang terkena dan kelenjar gejah bening ketiak).


4. Papiloma intraduktus
            Tumor jinak ini berasal dari duktus laktiferus (saluran kelenjar susu/payudara) dan 75% tumbuh dibawah puting susu. Gejala khasnya adalah keluar sekret/cairan berdarah dari puting susu. Pada 30% kasus disertai benjolan kecil diameter 3-4 mm yang teraba dibawah puting susu. Sekret berdarah yang keluar dari putting susu juga dapat merupakan salah satu tanda keganasan, oleh karena itu sangat disarankan agar segera memeriksakan diri ke dokter bila menjumpai gejala ini.

Kelainan pertumbuhan payudara pada wanita umumnya berupa hipertrofi atau makromastia jarang disebabkan oleh kelainan hormonal tetapi sering karena obesitas. Payudara terasa berat dengan nyeri yang menjalar ke bahu, leher, dan punggung, terutama sebelum menstruasi. Puting susu turun karena kulit, lemak dan parenkimnya bertambah. Dalam mendiagnosis makromastia harus disingkirkan dulu kemungkinan kanker payudara. Terapinya adalah mastoplastik berupa operasi reduksi (mengurangi massa) payudara. Hipertrofi (pembesaran) kelenjar payudara dapat juga terjadi pada laki-laki yang disebut ginekomastia. Hipertrofi ini pada masa remaja sering ditemukan berupa cakram yang nyeri dibawah puting susu sebesar 2-3 cm, biasanya bilateral. Jika kelainan ini mengganggu, termasuk secara kosmetik, dianjurkan untuk dilakukan operasi ablasi subkutan.
Kelainan atau benjolan payudara lainnya selain kanker pada wanita dapat berupa kista retensi berisi air susu yang disebut galaktokel. Umumnya terjadi pada wanita menyusui, saluran kelenjar susu tersumbat sehingga kelenjar susu membesar. Kadang timbul infeksi di dalam kista tersebut. Pada minggu-minggu pertama menyusui dapat terjadi infeksi payudara oleh kuman stafilokokus atau streptokokus yang disebut mastitis puerperalis akut. Infeksi ini dapat berkembang menjadi abses yang disertai demam. Pencegahan dilakukan dengan menjaga kebersihan putting dan jika ada luka cepat diobati. Bila produksi susu berlebihan sebaiknya dilakukan pengisapan air susu dengan pengisap khusus.
Meskipun jarang, kelenjar payudara dapat terinfeksi oleh kuman tuberkulosis (tbc)  yang disebut mastitis tuberkulosa. Mastitis spesifik ini menyebabkan abses dingin yang tidak begitu nyeri. Mastitis tuberkulosa gambarannya mirip dengan kanker payudara. Diagnosis dipastikan dengan pemeriksaan dan pembiakan nanah, dan pemeriksaan histologi biopsi. Pengobatan dengan obat-obat tuberkulostatik.  

HERNIA PADA ANAK

            Hernia adalah suatu protusi atau penonjolan isi suatu rongga melalui defek (lubang) atau bagian lemah dari dinding rongga bersangkutan.  Hernia diberi nama menurut letaknya, misalnya diafragma (sekat antara rongga perut dengan rongga dada), inguinal (lipat paha), umbilikus (pusat), femoral (paha). Berdasarkan terjadinya, hernia dibagi atas hernia bawaan (kongenital) dan hernia didapat (akuisita). Yang akan dibahas dalam tulisan ini adalah hernia inguinal (lipat paha) khususnya pada anak-anak.




Gambar: Hernia Inguinal


Gambar: Hernia Umbilikal

            Hernia inguinal (lipat paha), biasa disebut orang awam sebagai turun berok.  Pada orang dewasa hernia pada umumnya merupakan kelainan didapat (akuisita) yang disebabkan oleh lemahnya lapisan dinding perut, sedangkan  pada anak merupakan kelainan bawaan (kongenital). Secara embriologi pada bulan ketiga usia kehamilan, prosesus vaginalis memanjang turun dari rongga perut janin ke kantung zakar. Pada bulan ketujuh usia kehamilan, buah zakar turun dari rongga perut janin ke kantung zakarnya melalui prosesus vaginalis. Pada saat mendekati kelahiran, prosesus vaginalis menutup sehingga tidak ada lagi hubungan antara rongga perut dengan kantung zakar. Hernia terjadi apabila prosesus vaginalis gagal menutup. Hernia yang terjadi dapat hanya di lipat paha atau hingga ke kantung zakar. Angka kejadian hernia inguinal pada bayi yang lahir cukup bulan adalah 3-5%, sedangkan pada bayi prematur 9-11%. Hernia dapat terjadi pada satu sisi (unilateral) atau kedua sisi (bilateral).






Gambar: Prosesus vaginalis yang gagal menutup

            Hernia merupakan kantung yang dibentuk oleh prosesus vaginalis yang berisi cairan rongga perut dan atau usus. Oleh karena saluran kantung hernianya kecil (sempit), maka pada suatu saat atau dalam kondisi tertentu usus didalamnya dapat terjepit sehingga menyebabkan saluran cerna menjadi buntu (obstruksi). Bahkan apabila pembuluh darah ususnya juga terjepit dapat menyebabkan usus rusak dan bocor (berlubang).
            Pada umumnya para orangtua membawa anak yang hernia dengan keluhan benjolan di lipat paha atau di kantung buah zakar. Benjolan tersebut biasanya membesar terutama bila anaknya mengedan atau menangis. Benjolan mengecil atau hilang bila anaknya berbaring tidur. Orangtua yang anaknya mengalami hernia perlu waspada apabila benjolan di lipat paha atau kantung zakar yang biasa hilang timbul menjadi menetap disertai anaknya menjadi kesakitan, rewel atau muntah. Bila terjadi hal tersebut kemungkinan telah terjadi komplikasi.
Pengobatan hernia hanyalah dengan jalan tindakan operasi dengan cara pemotongan dan penutupan kantung hernia (Herniotomy). Tindakan operatif ini sebaiknya dilakukan sesegera mungkin setelah anak didiagnosis hernia karena komplikasi (usus terjepit) dapat terjadi setiap saat (tanpa dapat diperkirakan). Tindakan urut atau pemijatan tidak akan mengobati hernia. Tindakan pemijatan hanya akan menyebabkan lubang hernia bertambah besar dan bahkan dapat mengakibatkan bengkak pada kantung hernia sehingga usus didalamnya menjadi terjepit. 

LUKA BAKAR

            Luka bakar merupakan cedera yang cukup sering kita jumpai, terutama luka bakar yang ringan. Luka bakar ringan tidak memerlukan penangannan khusus. Luka bakar yang berat dapat menyebabkan angka kesakitan (morbiditas), derajat kecacatan, dan bahkan angka kematian (mortalitas) yang relatif tinggi dibanding dengan cedera oleh sebab lain. Penyebab luka bakar selain terbakar api langsung (flare burn) atau tak langsung, juga pajanan suhu tinggi dari sinar matahari (sun burn), listrik (electrical burn), maupun bahan kimia (chemical burn). Luka bakar karena api atau akibat tak langsung dari api yang sering kita jumpai misalnya tersiram air panas (scald burn).

            Jenis-jenis luka bakar yang memerlukan perawatan di rumah sakit adalah sebagai berikut:



Gambar: Derajat Luka Bakar


  1. Luka bakar derajat II dengan luas lebih dari 10% pada penderita dibawah usia 10 tahun atau di atas 50 tahun.
  2. Luka bakar derajat II dengan luas lebih dari 20% pada usia diluar tersebut di atas.
  3. Luka bakar yang mengenai wajah, mata, telinga, tangan, kaki, genitalia (alat kelamin) dan sekitarnya, atau kulit pada daerah persendian.
  4. Luka bakar derajat III lebih dari 5% pada semua umur.
  5. Luka bakar listrik termasuk luka bakar terkena petir / flash burn (karena dapat menyebabkan kerusakan jaringan bawah kulit sedemikian rupa sehingga menyebabkan gagal ginjal akut atau penyulit lainnya).
  6. Luka bakar bahan kimia.
  7. Cedera inhalasi (terhirup uap panas akibat kebakaran/api). Uap panas yang terhirup dapat menyebabkan pembengkakkan laring (tenggorokan) sehingga dapat menyebabkan sumbatan jalan napas (penderita tidak bisa bernapas), atau dapat menyebabkan pembengkakan paru-paru.  Perlu dicurigai adanya cedera inhalasi bila terdapat kumis yang terbakar, atau bulu hidung yang terbakar, atau jelaga sekitar lubang hidung pada penderita luka bakar.
  8. Luka bakar pada penderita-penderita yang mempunyai penyakit-penyakit yang dapat mempersulit penanganannya, atau memperpanjang waktu penyembuhannya atau dapat menimbulkan kematian. Misalnya luka bakar pada penderita kencing manis, luka bakar yang disertai cedera penyerta lain.

Gambar: Persentase Luas Luka Bakar

Dalam praktek sehari-hari pada umumnya kasus luka bakar yang paling sering didapatkan adalah akibat kecelakaan dalam rumah tangga, misalnya: anak kecil yang terjatuh kedalam kuali masak, terbakar akibat lampu minyak yang jatuh, lupa mematikan kompor pada saat meninggalkan rumah, tersiram cuka getah. Pada beberapa kasus didapatkan pula luka bakar akibat usaha bunuh diri, kekerasan dalam rumah tangga, dan kecelakaan kerja.

Tips Pencegahan luka bakar:
  1. Jauhkan sumber panas (korek api, kompor, listrik, lampu minyak, bahan kimia) dari jangkauan anak-anak.
  2. Jangan tinggalkan sumber api (kompor, lilin, lampu minyak, bakaran sampah) tanpa pengawasan.
  3. Gunakan pelindung tangan (sarung tangan) pada saat memegang benda panas atau bahan kimia (cuka karet)
  4. Gunakan sarung tangan karet dan alas kaki bersol kering jika sedang memperbaiki atau bekerja dengan alat elektronik terutama yang bertegangan tinggi.
  5. Gunakan krim pelindung ultraviolet (sun block) pada kulit bila terpapar sengatan matahari.
  6. Hindari berada pada tempat terbuka pada saat hujan petir. Hindari berlindung hujan di bawah pohon di lapangan, meskipun demikian hutan merupakan tempat perlindungan yang aman.  Cari perlindungan di rumah, gedung, atau sangkar Faraday seperti mobil.

Tips Penanganan luka bakar:
  1. Segera sumber panas dipadamkan, disingkirkan, atau dihilangkan. Kemudian jauhkan penderita dari sumber panas. Bila menolong penderita yang tersengat aliran listrik, gunakan pelindung hantaran listrik (kayu, sarung tangan & alat kaki kering) pada saat menarik penderita dari sumber listrik.
  2. Pakaian yang terbakar/terkena zat kimia harus segera dilepas.
  3. Segera rendam daerah yang mengalami luka bakar ke dalam air atau menyiraminya dengan air mengalir selama sekurang-kurangnya 15 menit. Hal ini sangat bermanfaat untuk menurunkan suhu jaringan sehingga kerusakan lebih dangkal dan diperkecil. Pendinginan luka bakar harus dilakukan sesegera mungkin. Pengolesan daerah luka bakar dengan kecap atau pasta gigi tidak menurunkan suhu jaringan tubuh yang terkena.
  4. Segera bawa penderita untuk mendapatkan pertolongan medis lebih lanjut

Penatalaksanaan luka bakar di rumah sakit berupa: resusitasi cairan, perawatan khusus bagian luka yang terbakar, pemberian antibiotika, anti-tetanus, dan terapi suportif. Untuk kasus-kasus yang berat kadang-kadang memerlukan tindakan bedah seperti escarotomy dan fasciotomy. Dan untuk penyembuhan luka bakar serta terapi komplikasi pada luka bakar yang berat memerlukan tindakan bedah rekonstruksi seperti pencangkokkan kulit (skin graft), pembebasan kontaktur (contracture release) pada daerah persendian.